Senin, 28 Desember 2009

HARAPAN DAN TANTANGAN DUNIA PENDIDIKAN DI PROVINSI LAMPUNG DEMI KEBAIKAN KITA SEMUA..


Oleh : Marta Purnama Sari*

Pendidikan adalah hal yang sangat krusial dalam mewujudkan cita – cita suatu bangsa. Pendidikan yang merupakan ujung tombak suatu Negara untuk menciptakan insan yang berbudi luhur, bertaqwa kepada Tuhan YME, cerdas, pintar dan berfikir kritis terhadap permasalahan – permasalahan yang dihadapi, adalah sangat perlu diasah oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi bahkan pemerintah daerah, agar menjadi “tombak runcing”. Ya! Tombak yang mampu ditancapkan disetiap tempat yang membutuhkan sentuhan perbaikan dimanapun berada, baik lokal, nasional bahkan internasional. Dan wahai bangsa Indonesia, sungguh sangat berbangga apabila setiap dari kita mendapatkan pendidikan layak, bukannya suatu mimpi belaka pula untuk mewujudkan mimpi mengibarkan sang merah putih di even – even internasional lewat ajang adu kecerdasan.

Untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik dari tahun sebelumnya, Pemerintah Daerah Provinsi Lampung selalu mendapatkan kesulitan dalam membagi – bagikan Rancangan Anggaran Pendapatan Daerah (RAPBD). Memang tidak dapat dipungkiri bahwa sektor – sektor lain pun mempunyai peranan dalam mensejahterakan masyarakat Provinsi Lampung. Walaupun setiap tahun permasalahan yang sama terjadi pada target dan realisasi pendapatan Provinsi Lampung yang didapat dari beberapa dinas/ instansi pengelola Pendapatan Anggaran Daerah (PAD, yaitu “terdapatnya daftar realisasi pendapatan daerah Provinsi Lampung yang belum mencapai target dan adanya daftar realisasi pendapatan daerah Provinsi Lampung yang tidak ditargetkan namun ada realisasi pada APBD”, adalah penting bagi Pemprov Lampung, tanah Lada yang terkenal dengan kopi khas serta letak strategis provinsi dengan pintu utama “mulut naga”- untuk mengelola dana secara baik dan hati – hati. Terutama dalam mengelola dana jatah pendidikan calon generasi cerdas yang akan membangun Provinsi tercinta.
Harapan
Harapan para generasi muda Lampung adalah harapan orang tua mereka dan harapan bangsa Indonesia. Pendidikan yang layak (wajib belajar 9 tahun) bagi masyarakat tidak mampu masih jauh dari realisasi yang sebenarnya. Pada kenyataannya masih banyak dari mereka (rakyat, red) yang buta aksara, terutama penduduk didaerah terpencil/pedesaan. Guru – guru honor mendapatkan gaji tidak layak jika dibandingkan dengan pengorbanan mereka (mengajar di daerah terpencil, jauh dari fasilitas instant informasi, minim fasilitas hidup layak, dsb). Bayangkan kerja keras dan keihklasan “mereka” yang dikucilkan dari gaji tidak sepadan, dan masih banyak dari mereka mengharapkan status untuk menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang masih sulit didapatkan. Gedung – gedung sekolah yang rapuh dan butuh perbaikan, minimnya koleksi buku perpustakaan sekolah dan, oh! Anak – anak jalanan yang membutuhkan sentuhan pendidikan masih banyak lolos dari kacamata visi dan misi mencerdaskan bangsa. Tolong! Beri mereka kebaikan dari strategis pendidikan Pemprov Lampung yang sebenarnya agar realisasi perataan pendidikan dapat dirasakan oleh semua calon generasi cerdas Lampung!.

Terima kasih (setidaknya) untuk Pemerintah Pusat dan Provinsi yang telah menganggarkan dana pendidikan untuk rakyat Indonesia. Terima kasih pula untuk Pemprov Lampung yang selalu menyalurkan dana bantuan sesuai target pemerintah, meskipun “mungkinkah” Pemprov Lampung tidak mengetahui banyaknya penyelewengan – penyelewengan dana yang terjadi di lapangan?, dan nyatanya strategi penyaluran dana belum bisa mencapai target hingga kini. (maaf), jelas dinyatakan dalam UUD 1945 dan UU No.20 bahwa dana pendidikan selain gaji pendidikan dan biaya pendidikan kedinasan, dialokasikan minimal 20% dari APBN dan APBD pada sektor pendidikan. Namun (mengapa?) malah selalu terdapat penurunan persentase untuk anggaran pendidikan yang dialokasikan kepada dinas pendidikan?. Hal ini dirasakan dengan adanya pengurangan dana bantuan dan beasiswa yang turun persentase kepada yang hak (penerima bantuan, red). Pemprov Lampung harus lebih mengamati proses mengalirnya dana pendidikan baik itu Beasiswa prestasi, BOS, dan BLT hingga semua dana terealisasi sesuai target. Adanya oknum – oknum yang memanfaatkan even – even pembagian dana pendidikan tersebut ke sekolah – sekolah telah nyata membuat daftar para anak putus sekolah bertambah, gedung – gedung yang rusak tidak tersentuh perbaikan maksimal, dan tidak terfasilitasi dengan baik, jumlah koleksi buku perpustakaan belum bertambah akibat dana terselewengkan. Tentunya, perlu adanya penambahan intelejen khusus pemerintah yang mengawasi serta mengkoreksi cara kerja mereka (oknum-oknum, red) yang tidak jujur serta jauh dari profesional. Pemerintah daerah pun dapat
membantu siswa siswi berprestasi yang tidak mampu dengan menyalurkan/ menginformasikan kepada generasi cerdas Lampung via Cyber Scholarship (nasional dan internasional) secara sukarela, apabila banyak dari mereka minim informasi beasiswa pendidikan. Banyak fasilitas beasiswa yang ditawarkan kepada siswa/I ataupun mahasiswa/I tanpa harus menunggu lama untuk turunnya bantuan dana dari pemerintah ke sekolah atau kampus. Salah satu nya, yaitu Isnet Scolarships http://beasiswa.isnet.org, IIEF (Indonesia International Education Fundation) ifp@iief.or.id, serta Habibie Centre http://www.habiebie.net.

Tantangan
Era globalisasi adalah detik – detik persaingan bebas untuk tetap bertahan survive, menjadi pemenang dalam berbagai sektor, atau hanya menjadi penonton sejati kemenangn pesaing kita?. Menghadapi masa bersaing dalam segala bidang, untuk menang adalah hal tidak mustahil bagi Provinsi Lampung. Tetapi kembali ke awal bahwa pendidikan yang lebih baik adalah penyelamat suatu bangsa. Karena tidaklah seorang insan “mengetahui” tanpa belajar/ dididik. Dan tidak akan ada seorang profesor, dokter atau guru dan profesi lainnya yang dapat bersaing mendapatkan posisi terhormat tanpa pendidikan.

Anggaran 20% untuk pendidikan harus dapat direalisasikan secepatnya, demi terciptanya generasi penerus bangsa yang cerdas dan berdaya saing. Pemerintah harus dapat menciptakan atmosfer nasionalisme pula kepada rakyat Lampung, agar mereka percaya pada pemerintah daerah dan mengabdikan ilmu untuk Tanah Lada ini. Menanamkan “rasa percaya” pada hati setiap rakyat Lampung sungguh tidak mudah, dan ingat memfasilitasi rakyat dalam mendapatkan ilmu adalah tugas pemerintah, karena anggaran Negara adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Apabila tidak dilaksanakan adalah suatu dosa!. Tidak ada sektor lain yang lebih penting, selain pendidikan. Terciptanya sektor – sektor lain, dikarenakan adanya pembelajaran. Karena itu pendidikan adalah bibit yang perlu dipupuk secara konstan oleh pemerintah.

Demi kebaikan kita semua, harapan – harapan yang belum terealisasi semoga dapat menemukan solusi secepatnya, meskipun tantangan – tantangan yang ada, baik itu masalah pendanaan, fasilitas serta tuntutan era globalisasi masih menjadi ganjalan yang harus diluruskan. Yakinlah bahwa Provinsi Lampung tidak akan tenggelam dalam persaingan, karena generasi penerus bangsa adalah jiwa – jiwa yang optimis dengan motivasi positif, mencerdaskan Provinsi Lampung, membangun tanah siger, karena Lampung milik kita semua, rakyat Lampung yang ber- Bhinneka Tunggal Ika (penduduk asli dan pendatang, red). amien....

* Penulis adalah Sekretaris Komisi Pers, Media & Kepenyiaran Komite nasional Pemuda Indonesia (KNP)I Kota Bandar Lampung 2009

1 komentar: